Selasa, 29 Oktober 2013

Manfaat dan Mudharat Miss World 2013


Miss World 2013 adalah edisi ke-63 dari kontes kecantikan Miss World, yang diselenggarakan pada tanggal 28 September 2013 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), di Nusa DuaBaliIndonesia.[3][6] Sebagai pembawa acara pada malam puncak adalah Myleene Klass, Kamal Ibrahim,Daniel ManantaAmanda Zevannya dan Steve Douglas.
Di akhir acara, Miss World 2012Yu Wenxia dari Republik Rakyat Cina memahkotai penerusnya, Megan Young dari Filipina sebagai Miss World 2013, menjadikannya sebagai wanita filipino pertama yang memenangkan gelar Miss World dalam sejarah

Manfaatnya
MASYARAKAT di Tanah Air boleh bangga karena untuk pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah Miss World 2013. Ajang bergengsi ini akan digelar di Bali dan Jakarta.
Ya, menjadi tuan rumah dari perhelatan bergengsi memang memiliki banyak manfaat. Hal ini juga diungkapkan Gubernur Bali, I Gede Mangku Pastika.
“Bagi Bali banyak sekali yang pertama, ini kan promosi gratis bagi Bali. Ada 3.000 wartawan elektronik, media cetak, radio, media online. Saya kira mereka akan menyebarkan Bali ke seluruh dunia,” tuturnya dalam Diary Miss World RCTI.
Sementara itu, tidak mudah sebenarnya membawa ajang ini ke Indonesia. Namun, kuatnya keyakinan dan tekad untuk menunjukkan bahwa Indonesia juga tidak kalah dari negara lain, akhirnya organisasi yang dimiliki oleh Julia Morley itu menyetujui Miss World digelar di Tanah Air.
“Kita melihat pada saat terakhir itu Miss World banyak diadakan di South Africa dan China. Dari situ kita melihat, ada kesempatan untuk melobi mereka supaya Miss World ada di Indonesia. Dari tiga tahun berturut-turut perjumpaan, akhirnya mereka mau, luluh, dan percaya,” tutup Liliana Tanoesodibjo,Chairwoman Miss Indonesia Organization.
Mudarat dan Manfaat nya
Masyarakat Indonesia terbelah dua, ada yang setuju, ada juga yang menolak dengan tegas. Sikap pemerintah pun bisa dikatakan setali tiga uang, sama saja terbelah. Secara resmi, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyetujui ajang Miss World yang baru pertama kali digelar di Tanah Air tersebut. Ajang Miss World dinilai bisa menaikkan citra pariwisata Indonesia di mata internasional.
Namun sebagian kementerian yang menyatakan tidak setuju, walaupun tidak dengan terang-terangan menolak. Seperti Menteri Agama Suryadharma Ali, yang menyatakan ketidaksetujuannya dengan merujuk pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan, sebaiknya Miss World tidak digelar di Indonesia.
Di tingkat daerah pun, penolakan atau ketidaksetujuan datang dari para kepala daerah. Suara paling lantang dilontarkan Bupati Bogor Rahmat Yasin yang tegas-tegas menolak wilayahnya dijadikan tempat digelarnya Miss World 2013. Pemprov Jabar pun demikian pula. Melalui Wagub Deddy Mizwar, pemprov berharap sebaiknya Miss World tidak digelar di Jabar karena banyak mengundang kontroversi.
Penolakan lebih hebat dilakukan ormas-ormas Islam, seperti Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, PB NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, dan banyak lagi ormas Islam lainnya yang mendukung fatwa MUI. Mereka menilai kontes ratu kecantikan ini tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, terlebih dengan syariat Islam yang merupakan agama mayoritas di Nusantara ini. Para pemuka agama ini sepakat menolak Miss World yang diikuti kontestan dari 120 negara tersebut, kendati dalam perhelatan kali ini tidak ada lagi kontes bikini.
Sedangkan para pemuka adat di Pulau Dewata Bali, melalui Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali, terang-terangan mendukung diselenggarakannya Miss World. Penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu tak keberatan Bali menjadi tuan rumah Miss World, dan tidak bisa mengikuti fatwa MUI. Beda hasilnya jika fatwa itu dikeluarkan Parisada Hindu Dharma Indonesia, yang bisa mengikat umat Hindu.
Dalam perspektif Islam, sebuah pertunjukan atau perlombaan yang mempertontonkan lekak-lekuk tubuh, jelas tidak dibenarkan. Jadi penolakan umat Islam tersebut sangatlah wajar. Namun, patut disadari, kendati berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia bukanlah negara Islam atau menerapkan ajaran Islam dalam sistem bernegara. Sekarang semuanya bergantung pada pemerintah. Jika memang dinilai lebih banyak mudarat daripada manfaatnya, sudah sepatutnya kita menolak perhelatan Miss Word tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar